Aku termasuk orang yang agak ribet kalau mau diajak jalan jalan jauh. Paling tidak tujuan harus jelas mau kemana. Naik apa. Sama siapa. Satu lagi yang paling penting, jangan mendadak.
Wajarlah kalau aku begitu. Untuk melakukan sebuah perjalanan kan butuh persiapan. Apalagi ada anak kecil. Jadi persiapan harus matang dan terencana. Biasanya aku mempersiapkan segala sesuatunya sehari sebelumnya. Menyiapkan keperluan mulai pakaian, makanan yang akan dibawa, keperluan selama perjalanan, barang barang atau perkakas yang kira kira diperlukan, bahkan obat obatan. Tidak heran bila aku selalu membawa dua tas besar ( bahkan lebih ) hanya untuk bermalam satu sampai dua hari.
Aku ingat, pernah sekali aku diajak menginap disebuah villa didaerah Trawas. Aku sangat bersemangat. Lebih tepatnya udik. Dua hari sebelumnya aku menyiapkan semuanya. Makanan, pakaian suami, aku dan anak, kompor, magic jar, bumbu bumbu masakan, bahan bahan bakunya-sayur dan segala tetek bengeknya-piring, gelas, obat-obatan, dan lain lain. Tidak ada satupun yang terlupa. Aku bahkan membuat listnya ! Jadi malam sebelumnya aku tidur sedikit telat demi mempersiapkan semua karena kami akan berangkat subuh esok hari. Ribet ya ? Tapi sesampainya disana, aku terkapar, muntah muntah tak berdaya, karena kecapaian. Yang ada malah tak bisa menikmati asiknya liburan.
Tapi terkadang keadaan tidak selalu harus seperti yang kita kehendaki. Apalagi demi menjaga sebuah hubungan silaturahmi, kadang kadang peraturan tidak lagi berlaku. Seperti kemaren ini. Akhir bulan ganjil, tanggal merah, dan suami libur. Tidak ada yang lebih menyenangkan bagiku selain publish, blogwalking lihat hasil peer temen temen KBB dan bersantai bersama keluarga. Nikmatnya...
" Pa, hari ini kompie tak blokir. Mo posting en jalan jalan keblog temen temen. Ok ? "
Jadi pagi itu aku semangat sekali mengerjakan semua kerjaan rumah. Kalau cepet selesai kan bisa cepet publish en jalan jalan. Asyiik...
Kira kira jam sepuluh semua kerjaan sudah beres. Telpon berdering. Oh dari kerabat suami. Mereka berbincang sejenak. Aku sudah menyalakan komputerku, tak sabar ingin segera mempublikasikan pe erku. Belum sempat buka browser, suami menghampiriku.
" Siap siap ya dek, kita diajak pergi "
Mengernyitkan dahi, " Kemana ? "
" Lamongan "
" Naik ? "
" Trooper "
" Sama siapa ? "
" Made sekeluarga "
" Kapan "
" Ya sekarang. "
" HAAAAAAAH ???? "
Telepon berdering lagi. Kali ini istri kerabat kami tadi yang menelepon, hendak berbicara denganku.
" May, nanti bawa bekal ya. Seadanya ajah. Aku udah bawa kok tapi siapa tahu kurang. Ohya, siapin es teh aja taruh ditermos."
JREEEEEENGS. GUBRAKS. GLODAKS. KELONTANGS. BLEDUKS. GLONDANGS.
Buka kulkas, telur tinggal satu. Buka lemari, mi goreng tinggal satu. Lengkap sudah. Satu jam aku persiapan. Hanya satu jam ! Untuk sebuah perjalanan sejauh 100 km dengan jarak tempuh 2 jam. Ditengah panas terik, jam segini dan -sudah bisa dipastikan- lokasi yang kami tuju akan penuh sesak dipenuhi pengunjung dari seluruh propinsi, yang tumplek blek kayak dawet.
Setelah menjemput kerabat kami tersebut, kami berangkat tepat pukul 11.00. Tiba disana dua jam kemudian, persis seperti yang kami perkirakan. Parkiran penuh sehingga kami harus mencari parkiran liar diluar area rekreasi tersebut. What a day !
And you know what ? Setelah kami masuk kedalam, dari pemandangan lautan manusia yang kami lihat, tidak ada satu pun yang membawa perbekalan seperti kami. Dan didepan pintu masuk tertulis disebuah plang besar bertuliskan, DILARANG MEMBAWA MAKANAN KEDALAM AREA INI !
Kami hanya saling pandang, kemudian tertawa terbahak bahak. Menertawakan kebodohan, tepatnya, keudikan kami semua. Tapi matahari sudah tinggi, dan perut sudah mulai bernyanyi. Ah, bodo amat ! Jadi tanpa menyia nyiakan waktu, tenaga, dan bekal yang kami bawa, segeralah kami menggelar piknik kami, ditengah ruang tunggu yang lebih mirip stasiun itu. Membuka bekal kami, berebut makananan atau saling membagikan makanan satu sama lain. Ah, menyenangkan sekali. Kebersamaan yang sangat kami rindukan. Biar kata dilihat beribu pasang mata, kami tetap makan dengan lahapnya. Biar kata banyak yang menertawakan, kami tetap tertawa dan bercanda sepanjang acara piknik kami. Tak terasa habis sudah bekal yang kami bawa. Sekarang kami siap masuk kearea 'terlarang bawa makanan' yang menjadi acara pokok perjalanan ini. Kami siap untuk sebuah Wisata Bahari Lamongan ( d/h Tanjung Kodok )
Masuk kesini, seketika aku melupakan publikasiku pagi ini, blogwalking, dan kepanikan yang menyerang sebelum berangkat. Kami melewati rute wahana yang menyenangkan. Diawali dengan rumah kucing yang -tentu saja- berisi kucing kucing berbulu tebal seperti kemoceng. Mereka ditempatkan dikandang kandang berlapis kaca dan ber A/C. Mereka sangat menggemaskan meski kebanyakan dari mereka sedang tertidur pulas. Lalu menyaksikan bioskop 3D yang memutar video Haunted Mine yang membosankan, bermain ketangkasan, naik wahana yang lebih cocok untuk anak kecil, bertingkah seperti anak kecil yang baru diajak ibunya keDufan, naik perosotan, main pasir, bom bom car, dan puncaknya adalah naik Roller Coaster.
Benda itu berputar, melesat, mengguncang semua penumpangnya dengan kecepatan secepat angin ( ah masa ? ), berputar lagi, melesat lagi, dan penumpangnya berteriak teriak. Entah takut atau senang aku tak peduli. Satu hal yang pasti, jangan pernah minta aku naik 'benda' itu. Nyatanya, aku tidak sanggup menolak ajakan, tepatnya, paksaan untuk menaiki 'benda planet' itu.
" Ayolah May, temenin aku.. ya.. ya..?" narik narik tanganku.
" Enggak ah sama mas ( suamiku ) ajah.. " narik narik tanganku biar dilepas.
" Ah, dia mah gocik ( penakut ) gak seru. Ayolah..." narik tanganku makin keras.
" Nggg.... " Gak berdaya seiring diseretnya lenganku, dan tiba tiba aku udah duduk diatas coaster.
No no. Pak turunin pak ! Besi pengaman diturunkan. Pak ! pak ! Kereta bergerak maju. Loh ! Loh ! Kereta bergerak naik. Oh 'o ! Kereta sampai dipuncak. Kereta meluncur... Nooooooooooooooo !!!! Heleeeeep !!! Heleeeep !!!
" Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa.......!!!!!!!!!!" teriak sekenceng kencengnya sambil nutup mata berdoa dalam hati komat kamit. Begitu melek, sampai dipuncak lagi... Meluncur lagi. Huaaaaaaaaa !!! Ya Allah ampunilah dosa dosaku.., jangan ceburkan aku dilaut itu.
Jangan tanya rasanya naik benda itu. Apalagi letaknya tepat ditepi jurang dengan view Batu Kodok. Rasanya dah kayak mo dilempar kelaut aja kena kepala kodok. Kepala mumet. Perut mual. Berkunang kunang. Akan kucatat dibuku pedoman hidupku, Jangan pernah naik roller coster atau kau akan dilempar kelaut yang ada kepala kodoknya !
Kurang lebih 4 jam kami menjelajahi 'negeri' permainan tersebut. Kami pulang tepat pukul 6 sore membawa penat dan lelah, juga mual akibat naik roller coaster ditepi jurang yang ada kepala kodoknya. Tapi kami juga pulang membawa oleh oleh kebahagiaan dan kepuasan yang akan segera kami rindukan.
Pukul 09.30 malam , aku sudah mandi dan menidurkan Tasya, mata udah ngantuk tak tertahankan. Aku berjalan keluar kamar.
" Lho dek gak tidur ta ? " Tanya suami.
" Sik pa ( bentar pa ), aku tak posting dulu..."
Papa cuma geleng geleng kepala.
*****
Ini beberapa oleh oleh yang aku bawa. I just can't believe all these pictures were taken by my very very amateur pocket divi camera using it standar fixed lens, and taken by an amateur like me ! ( tidak ada manipulasi / rekayasa difoto foto ini, penggunakan sofware foto hanya sebatas resized, dan pengaturan brightness, contrass, hue, dan highlight ).
Mungkin waktu motret lagi kesurupan hantu fotografer yang nyangkut diroller coaster. Please enjoy...
Entrance - Exit Gate
Menara Sustacal ( ? ) 1
Menara Sustacal ( ? ) 2
Menara Gak Tau Namanya
Sementara ini dulu ya fotonya, yang lain masih dalam proses pematangan. Segera diposting kalau sudah mateng :)
Wajarlah kalau aku begitu. Untuk melakukan sebuah perjalanan kan butuh persiapan. Apalagi ada anak kecil. Jadi persiapan harus matang dan terencana. Biasanya aku mempersiapkan segala sesuatunya sehari sebelumnya. Menyiapkan keperluan mulai pakaian, makanan yang akan dibawa, keperluan selama perjalanan, barang barang atau perkakas yang kira kira diperlukan, bahkan obat obatan. Tidak heran bila aku selalu membawa dua tas besar ( bahkan lebih ) hanya untuk bermalam satu sampai dua hari.
Aku ingat, pernah sekali aku diajak menginap disebuah villa didaerah Trawas. Aku sangat bersemangat. Lebih tepatnya udik. Dua hari sebelumnya aku menyiapkan semuanya. Makanan, pakaian suami, aku dan anak, kompor, magic jar, bumbu bumbu masakan, bahan bahan bakunya-sayur dan segala tetek bengeknya-piring, gelas, obat-obatan, dan lain lain. Tidak ada satupun yang terlupa. Aku bahkan membuat listnya ! Jadi malam sebelumnya aku tidur sedikit telat demi mempersiapkan semua karena kami akan berangkat subuh esok hari. Ribet ya ? Tapi sesampainya disana, aku terkapar, muntah muntah tak berdaya, karena kecapaian. Yang ada malah tak bisa menikmati asiknya liburan.
Tapi terkadang keadaan tidak selalu harus seperti yang kita kehendaki. Apalagi demi menjaga sebuah hubungan silaturahmi, kadang kadang peraturan tidak lagi berlaku. Seperti kemaren ini. Akhir bulan ganjil, tanggal merah, dan suami libur. Tidak ada yang lebih menyenangkan bagiku selain publish, blogwalking lihat hasil peer temen temen KBB dan bersantai bersama keluarga. Nikmatnya...
" Pa, hari ini kompie tak blokir. Mo posting en jalan jalan keblog temen temen. Ok ? "
Jadi pagi itu aku semangat sekali mengerjakan semua kerjaan rumah. Kalau cepet selesai kan bisa cepet publish en jalan jalan. Asyiik...
Kira kira jam sepuluh semua kerjaan sudah beres. Telpon berdering. Oh dari kerabat suami. Mereka berbincang sejenak. Aku sudah menyalakan komputerku, tak sabar ingin segera mempublikasikan pe erku. Belum sempat buka browser, suami menghampiriku.
" Siap siap ya dek, kita diajak pergi "
Mengernyitkan dahi, " Kemana ? "
" Lamongan "
" Naik ? "
" Trooper "
" Sama siapa ? "
" Made sekeluarga "
" Kapan "
" Ya sekarang. "
" HAAAAAAAH ???? "
Telepon berdering lagi. Kali ini istri kerabat kami tadi yang menelepon, hendak berbicara denganku.
" May, nanti bawa bekal ya. Seadanya ajah. Aku udah bawa kok tapi siapa tahu kurang. Ohya, siapin es teh aja taruh ditermos."
JREEEEEENGS. GUBRAKS. GLODAKS. KELONTANGS. BLEDUKS. GLONDANGS.
Buka kulkas, telur tinggal satu. Buka lemari, mi goreng tinggal satu. Lengkap sudah. Satu jam aku persiapan. Hanya satu jam ! Untuk sebuah perjalanan sejauh 100 km dengan jarak tempuh 2 jam. Ditengah panas terik, jam segini dan -sudah bisa dipastikan- lokasi yang kami tuju akan penuh sesak dipenuhi pengunjung dari seluruh propinsi, yang tumplek blek kayak dawet.
Setelah menjemput kerabat kami tersebut, kami berangkat tepat pukul 11.00. Tiba disana dua jam kemudian, persis seperti yang kami perkirakan. Parkiran penuh sehingga kami harus mencari parkiran liar diluar area rekreasi tersebut. What a day !
And you know what ? Setelah kami masuk kedalam, dari pemandangan lautan manusia yang kami lihat, tidak ada satu pun yang membawa perbekalan seperti kami. Dan didepan pintu masuk tertulis disebuah plang besar bertuliskan, DILARANG MEMBAWA MAKANAN KEDALAM AREA INI !
Kami hanya saling pandang, kemudian tertawa terbahak bahak. Menertawakan kebodohan, tepatnya, keudikan kami semua. Tapi matahari sudah tinggi, dan perut sudah mulai bernyanyi. Ah, bodo amat ! Jadi tanpa menyia nyiakan waktu, tenaga, dan bekal yang kami bawa, segeralah kami menggelar piknik kami, ditengah ruang tunggu yang lebih mirip stasiun itu. Membuka bekal kami, berebut makananan atau saling membagikan makanan satu sama lain. Ah, menyenangkan sekali. Kebersamaan yang sangat kami rindukan. Biar kata dilihat beribu pasang mata, kami tetap makan dengan lahapnya. Biar kata banyak yang menertawakan, kami tetap tertawa dan bercanda sepanjang acara piknik kami. Tak terasa habis sudah bekal yang kami bawa. Sekarang kami siap masuk kearea 'terlarang bawa makanan' yang menjadi acara pokok perjalanan ini. Kami siap untuk sebuah Wisata Bahari Lamongan ( d/h Tanjung Kodok )
Masuk kesini, seketika aku melupakan publikasiku pagi ini, blogwalking, dan kepanikan yang menyerang sebelum berangkat. Kami melewati rute wahana yang menyenangkan. Diawali dengan rumah kucing yang -tentu saja- berisi kucing kucing berbulu tebal seperti kemoceng. Mereka ditempatkan dikandang kandang berlapis kaca dan ber A/C. Mereka sangat menggemaskan meski kebanyakan dari mereka sedang tertidur pulas. Lalu menyaksikan bioskop 3D yang memutar video Haunted Mine yang membosankan, bermain ketangkasan, naik wahana yang lebih cocok untuk anak kecil, bertingkah seperti anak kecil yang baru diajak ibunya keDufan, naik perosotan, main pasir, bom bom car, dan puncaknya adalah naik Roller Coaster.
Benda itu berputar, melesat, mengguncang semua penumpangnya dengan kecepatan secepat angin ( ah masa ? ), berputar lagi, melesat lagi, dan penumpangnya berteriak teriak. Entah takut atau senang aku tak peduli. Satu hal yang pasti, jangan pernah minta aku naik 'benda' itu. Nyatanya, aku tidak sanggup menolak ajakan, tepatnya, paksaan untuk menaiki 'benda planet' itu.
" Ayolah May, temenin aku.. ya.. ya..?" narik narik tanganku.
" Enggak ah sama mas ( suamiku ) ajah.. " narik narik tanganku biar dilepas.
" Ah, dia mah gocik ( penakut ) gak seru. Ayolah..." narik tanganku makin keras.
" Nggg.... " Gak berdaya seiring diseretnya lenganku, dan tiba tiba aku udah duduk diatas coaster.
No no. Pak turunin pak ! Besi pengaman diturunkan. Pak ! pak ! Kereta bergerak maju. Loh ! Loh ! Kereta bergerak naik. Oh 'o ! Kereta sampai dipuncak. Kereta meluncur... Nooooooooooooooo !!!! Heleeeeep !!! Heleeeep !!!
" Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa.......!!!!!!!!!!" teriak sekenceng kencengnya sambil nutup mata berdoa dalam hati komat kamit. Begitu melek, sampai dipuncak lagi... Meluncur lagi. Huaaaaaaaaa !!! Ya Allah ampunilah dosa dosaku.., jangan ceburkan aku dilaut itu.
Jangan tanya rasanya naik benda itu. Apalagi letaknya tepat ditepi jurang dengan view Batu Kodok. Rasanya dah kayak mo dilempar kelaut aja kena kepala kodok. Kepala mumet. Perut mual. Berkunang kunang. Akan kucatat dibuku pedoman hidupku, Jangan pernah naik roller coster atau kau akan dilempar kelaut yang ada kepala kodoknya !
Kurang lebih 4 jam kami menjelajahi 'negeri' permainan tersebut. Kami pulang tepat pukul 6 sore membawa penat dan lelah, juga mual akibat naik roller coaster ditepi jurang yang ada kepala kodoknya. Tapi kami juga pulang membawa oleh oleh kebahagiaan dan kepuasan yang akan segera kami rindukan.
Pukul 09.30 malam , aku sudah mandi dan menidurkan Tasya, mata udah ngantuk tak tertahankan. Aku berjalan keluar kamar.
" Lho dek gak tidur ta ? " Tanya suami.
" Sik pa ( bentar pa ), aku tak posting dulu..."
Papa cuma geleng geleng kepala.
*****
Ini beberapa oleh oleh yang aku bawa. I just can't believe all these pictures were taken by my very very amateur pocket divi camera using it standar fixed lens, and taken by an amateur like me ! ( tidak ada manipulasi / rekayasa difoto foto ini, penggunakan sofware foto hanya sebatas resized, dan pengaturan brightness, contrass, hue, dan highlight ).
Mungkin waktu motret lagi kesurupan hantu fotografer yang nyangkut diroller coaster. Please enjoy...
Entrance - Exit Gate
Menara Sustacal ( ? ) 1
Menara Sustacal ( ? ) 2
Menara Gak Tau Namanya
Sementara ini dulu ya fotonya, yang lain masih dalam proses pematangan. Segera diposting kalau sudah mateng :)
No comments:
Post a Comment