Setelah seharian berkutat didapur membantu Tante Tatik si juru masak, kami, aku, papa, Erwin, cista, Ariani, Mbak Irma, Dek Dio memutuskan untuk menghabiskan waktu diluar rumah. Tasya juga kuajak serta. Bukannya diam dirumah merenungi makna Lebaran atau sekedar menikmati gema takbiran yang berkumandang dari speaker Darul Abror, kami malah hang out disalah satu cafe disudut kota Malang. Dan rencananya setelah dari sana, kami juga akan hunting jagung bakar di Klojen.
Suasana malam itu sangat ramai dan tergolong padat. Jalan jalan utama kota Malang dipenuhi dengan berbagai kendaraan baik roda dua maupun roda empat. Mungkin mereka sama seperti kami, ingin merayakan malam kemenangan ditempat tempat favorit mereka. Situasinya mirip tahun baru. Tujuan kami malam itu adalah cafe De Liv yang terletak diseputaran jalan Semeru kota Malang. Mengapa disana ? satu satunya yang membuat kami memilih tempat itu adalah fasilitas Wi Fi / Hot Spot yang disediakan pihak cafe. Sejak pertama tiba di Malang sampe hari, papa dah ribut aja minta ke tempat yang ada wi fi-nya. Baru kesampaian malam ini. Dasar pecandu internet...
Tempatnya cukup nyaman dan cozy. Penerangan remang remang, soft couch, musik jazz yang mengalun lembut sangat khas gaya cafe. Bagiku, tempat yang baru buka sekitar 2 bulan ini, nyaman banget ! Tapi tidak cukup nyaman bagi seorang ibu sepertiku yang datang bersama anak kecil. Hwekekekeke.... Sementara kami asyik berselancar didunia maya, Tasya sibuk berlarian kesana kemari dan bersuara dengan volume yang tidak pelan. Sesekali menaiki sofa sofa hitam bercover kulit, atau menghampiri meja pengunjung lain. Adeeeeek.....!
1 jam berlalu. Cukup buat aku mempublish 2 dari 4 draft yang tersimpan dinotepad-ku. Draft catatan mudik, yang aku tulis disela sela waktu luangku. Tapi belum sempat mempublikasikan keempatnya, koneksi terputus. Kata pihak cafe, sedang ada gangguan. Yaaaaah....... ! ya sut, kebetulan minuman yang kami pesan sudah habis. Pulang deh...
Jagung bakar serut 'klomoh'
Seperti rencana semula, keluar dari De Liv perjalanan kami lanjutkan ke Klojen. Tapi begitu sampai disana, situasi sudah begitu ramai. No more space... no more seat, banting setir, kami segera meluncur ke Tawang Mangu. Ealaaah.... Lha kok gak jauh jauh dari rumah. Situasi disana sebenarnya juga cukup ramai, tapi tidak se-crowded di Klojen tadi. Jadilah kita menghabiskan malam takbiran dengan makan jagung bakar serut dan roti bakar.
No comments:
Post a Comment