Tuesday 30 September 2008

Catatan Mudik #4 : Buka Bersama

Malang. Senin, September 2008 ( Hari Kedua )

Aku diundang untuk buka bareng oleh sahabatku, Fani. Rencananya, kami, aku dan Dinie akan dijemput jam 4 sore. Nyatanya aku baru dijemput pukul 17.30. Tepat 5 menit sebelum adzan magrib. Walhasil, buka puasanya diatas mobil. Untung saja aku sudah berbekal air mineral dari rumah.

Photobucket

Photobucket

Suasana Rumah Makan Ayam Goreng Yogyakarta - Malang


Soluna biru melaju kencang menembus jalanan kota Malang yang sedang ramai sore itu. Dipenuhi orang orang yang sedang menikmati buka puasa dijalan. Kurang lebih lima menit, kami tiba di Rumah Makan Yogyakarta yang terletak disekitar jalan Soekarno-Hatta kota Malang. Meja yang dipesan sudah disiapkan. Sebuah gubug lesehan yang dipesan dan disiapkan untuk 6 orang. Gila lu Fan, orang cuma bertiga lu pesen buat berenam. Dia hanya tersenyum senyum.

Photobucket

Menu yang sudah dipesan

Photobucket

Udang goreng mayonaise - my favourite -

Diatas meja telah terhidang 6 cup kolak kacang hijau -takjil gratis-, 1 ekor gurame goreng krispi, 1 ekor ayam panggang kecap, 1 porsi udang goreng mayonaise, 1 porsi tumis kangkung, lengkap dengan tempe penyet dan sambal terasi. Tidak lupa juga sebakul nasi hangat, membuat lambungku semakin tidak sabar untuk segera mencerna makanan makanan itu.

Photobucket

Mal Olympic Garden, malam hari...

Sepuluh menit kemudian, piring piring diatas meja kami sudah tampak berantakan. Perut kami pun sudah terasa cukup terpuaskan. Acara kami lanjutkan dengan ke Mall. Ha-ha, sebuah acara wajib bagi ibu ibu muda seperti kami. Tujuan kami adalah Mall Olympic Garden, sebuah mall yang baru buka dikota Malang.

Catatan Mudik #3 : Lazy Time

Malang. Minggu 28 September 2008 ( Hari Pertama )



Selorejo masih sepi hari itu. Keluarga yang lain banyak yang belum datang. Udara Malang sedang sangat sejuk mengarah ke dingin saat ini. Cuaca yang sangat mendukung buat kita penghuni rumah untuk bermalas malasan ditempat tidur. Memang itu yang kami cari. Setelah berbulan bulan melewati penat dan panas di Surabaya, sekarang saatnya menikmati liburan. Bener bener menikmati hawa sejuk dan santai kota Malang yang kami rindukan.






Sepanjang siang sampai sore hari menjelang berbuka, tidak ada kegiatan berarti selain hal hal yang behubungan dengan kasur dan bantal. Tasya lebih suka bermain bersama Dio. Sibuk mengejar Lili dan Lilo kesana kemari. Atau sibuk berdiri didepan sangkar Nur si burung Nuri. Suasana alam yang tidak pernah ia temui di Surabaya. Keliatan sekali kalau dia senang sekali.





Selepas berbuka kami pergi ke rumah Yang Ti Brintik di Batu. Rumah tua yang juga befungsi sebagai penginapan itu menyimpan banyak sekali benda benda antik. Suasana kuno sangat terasa dirumah ini. Yang pasti dingin minta ampun. Sayang sebelum sempat berkeliling mengambil gambar benda benda antik disana, kami sudah harus pulang.




Sepulang dari Brintik, kami mampir kesebuah kedai mie kluntung didepan Polres Batu untuk sekedar berwisata kuliner. Malam itu, papa tidak bisa tidur karena terus cegukan dan mengeluh perutnya sebah. Pa.. pa.. opo ae sing mbok pangan...

( dipublish dari area hotspot Mall Olympic Garden - Malang )

Catatan Mudik #2 : Berangkat

Minggu, 28 September 200 8

Aku bangun pukul 03.20 pagi sesuai dengan waktu yang aku set di alarmku. Pagi itu lumayan gak ribet sebelum berangkat. Biasanya adaaa aja yang belum dimasukkan kekoper atau belum selesai dikerjain. Malah masih sempet nyuci baju terakhir biar ninggalin rumah tanpa ninggalin cucian kotor. Buang sampah en lepasin regulator elpiji. Yang ini bisanya suka lupa. Hehe gimana gak lupa, tuh catetan to-do-list before mudik dah puanjaaaang banget. Jadi kami meninggalkan rumah sekitar pukul 4.30




Kami meluncur di jalanan yang masih sepi dengan langit yang membiru kegelapan menjelang terbitnya matahari. Tasya dalam kondisi bangun dan duduk manis dijok belakang. Udaranya cukup sejuk meski tanpa menggunakan A/C. Kami masuk lewat tol Juanda - Rungkut yang terhubung langsung dengan tol Waru. Meski tarifnya cukup mahal untuk ukuran tol jarak pendek, tapi gak masalah asal bisa ngurangin waktu perjalanan .






Kurang lebih satu jam kami sudah tiba di jalan raya Porong. Wualah, kok udah rame. Macet. Ternyata gak cuma kami aja yang milih pagi hari untuk pergi mudik. Pengendara kendaraan pun hampir dalam kondisi yang sama. Yang bawa mobil pasti bagasinya penuh. Sebagian malah meletakkan bagasinya dijok paling belakang mobil mobil mereka. Yang naik sepeda motor, pasti sesak menjejalkan barang bawaan diantara sela sela dudukan mereka. Sebagian meletakkannya didepan, sebagian membuat 'bagasi' tambahan diekor sepedanya. Dan tidak sedikit diantara mereka yang membawa anak anak. Toh meski ribet dan sangat terbatas, tidak mengurangi semangat mereka pulang kampung. Memang mudik ini merupakan fenomena dan budaya di Indonesia. Yee, aku kan orang Indonesia. aku cinta budaya Indonesia .




Yang mudik... yang mudik...

Kami juga melewati tanggul lumpur Lapindo. Semakin tinggi saja sejak terakhir kali lewat sini. Kasian bener liat kondisi disekelilingnya. Banyak rumah rumah yang sudah ditinggalkan penghuninya. Tapi yang tetap bertahan juga tidak sedikit. Meski keadaannya serba terbatas. Banyak pula tempat tempat usaha yang sepertinya tinggal menunggu waktu untuk menggulung tikar mereka. Prihatin. Itulah yang terlihat bila melintasi daerah sini. Tapi di tengah keprihatinan ini, banyak pula yang justru memanfaatkan keadaan untuk meraup keuntungan. Aku tidak tahu pasti apa bentuknya tapi sejak tanggul Lapindo diperkuat, tempat ini seolah olah menjadi objek wisata baru. Banyak orang yang datang untuk melihat langsung sumber semburan lumpur panas itu. Yang pasti, aku yakin, ada segelintir orang yang memperoleh keuntungan dari sini. Ah, semoga musibah ini segera usai ya..


Setelah terjebak macet selama hampir 45 menit, kami baru bisa melajukan laju kecepatan kendaraan kami diatas 60 km/jam setelah melewati Pasar Porong. Ya, inilah sumber kemacetannya. Setelahnya, perjalanan menuju Malang cukup lancar. Kami tiba di S31 tepat pukul 07.30.



Jalan Selorejo No. 31


( aku menulis ini disela sela waktu luangku... nantikan catatan mudik berikutnya... )

Catatan Mudik #1 : Persiapan

Surabaya
Sabtu, 27 September 2008

Hari terakhir di Surabaya, sebelum mudik. Lagi lagi, untuk yang kedua kali di Ramadhan tahun ini, aku gak sahur. Atau lebih tepatnya tidak bangun sahur untuk menyiapkan makan sahur. Bangun bangun dah jam 5 pagi. Alarm hapeku tidak bunyi. Padahal sudah aku setel dengan ringtone yang super berisik dengan volume yang aku yakin raksasa yang sedang tidur aja, pasti akan terbangun saking kerasnya. Tapi entah kenapa - alasan yang sama dengan yang pertama - hapeku membisu. Felt so bad. Papa sih senyum senyum aja. Muaap paa... Baksomu sing mbok tuku gawe sahur gak sido kepangan.

Pagi itu aku langsung nyelesein satu peer bikin kue kering yang terakhir. Bikin kastengel. Cuma dikit, abis dah kepepet waktunya. Trus ngelembur sampe siang *lembur kok siang siang* nyelesein seterikaan yang segudang en sugunung gunung. Ketahuan deh kalo kemaren kemaren abis dijemur langsung ditumpuk tumpuk sampe jadi gunung. Abis itu mulai ngisi koper. Kalau biasanya aku cuma butuh satu koper buat nampung baju baju kami bertiga, sekarang ga bisa lagi. Dulu baju baju Tasya sih masih imut imut, jadi bisa diselipin sana sini. Sekarang aku siapin satu koper khusus buat baju dan perlengkapannya. Dan penuh ! Total aku bawa 2 buah koper dan 2 tas jinjing. Wuiiih, dasar gak bisa praktis klo kemana mana.
Sorenya, sempetin nyiapin tanaman buat ditinggal mudik. Jam 9 malem waktu semua kusuruh masuk kamar, langsung bersihin rumah en ngecek ngecek kamar,ruang ruang, dan sudut sudut rumah, biar ga ada yang tertinggal atau yang belum diberesin. Kabel kabel, colokan listrik, en benda benda yang bisa mengundang semut segera diberesin. Setelah mempersiapkan segala tetek bengek logistik mudik, baru deh persiapin energi untuk besok pagi.

Friday 26 September 2008

Tiba Saatnya ...

Photobucket

Sebelum gema takbir dikumandangkan,
Sebelum langkahku berjalan menuju kiblatMu
Dan sebelum kemenangan dirayakan

Ingin kami mengatupkan tangan
Menghubungkan mata dengan pandangan
Menyelaraskan lidah dan ucapan
Menyatukan hati dan perasaan
Meluruhkan dosa dan kesalahan

Bersihkan mata yang pernah melihat
Bersihkan lidah yang pernah berucap
Bersihkan hati yang pernah memendam
Dan bersihkan khilaf yang pernah terbuat

Selamat Hari Raya Idul Fitri
1 Syawal 1429 H
Minal Aidin Wal Faidzin
Mohon Maaf Lahir & Bathin

Dengan segenap hati dan perasaan tulus, kami haturkan.

~ Denny Ernanto Sekeluarga ~

Wednesday 24 September 2008

Nous Avons Cinq !

24 September 2008

Bangun kesiangan lagi. Papa udah mandi. Siap berangkat kerja. Tasya masih tidur. Teras belum disapu. Tanaman belum disiram. Tukang sayur udah pergi. Yaaaah... Tapi dapur udah bersih. Kubersihkan tadi selepas sahur.

Mesin cuci mengeluarkan lagu. Tanda cucian udah selesai. Jemur dulu ah...

Aku menguap. Masih ngantuk. Mo tidur lagi. Hah ? Tidur jam segini ? Gila ajah...

Tasya masih tidur. Teras udah disapu. Tanaman udah disiram. Lalu pergi mandi. Bauuuu....

Udah mandi. Tasya masih tidur. Ngapain ya ? Bikin kuker. Buat lebaran. Baru pegang tepung. Ditaruh lagi. Males. Ntar aja deh...

Hape bunyi. Lagunya Acha. Dapet kiriman pulsa. Udah dua hari habis. Kesian amat...

Duduk disofa. Tasya masih tidur. Ngelamun. Senyum senyum sendiri. Apa ? Rahasia dong !

24 September 2003

Jam 4 pagi. Udah mandi. Duduk manis. Perias datang. Sisir. Sasak. Konde. Jepit. Auww !!! Sakit !

Duduk manis. Udah kondean. Make up. Dempul. Bedak. Lipstik. Eye shadow. Bulu mata palsu. Maskara. Auww !!! Kelilipan !

Duduk manis. Udah dempulan. Jam dinding. 07.30. Yang laki belum datang. Hape bunyi. Polyphony. Diangkat. Udah dimana ? Hah ? Makan Krawu ???

Duduk manis. Rame bener diluar. Ibu masuk. Penghulu udah datang. Mana yang laki ? Udah dimana ? Makan Krawu ???

Berdiri depan pintu. Perias disebelah kanan. Ibu disebelah kiri. Yang laki udah datang. Syukur deh... Mau kemesjid. Sendalku mana ? Eh, bukan. Selopku mana ???

Ada cowok ganteng. Bukan. Ada cowok pendek gemuk. Kubilang ganteng. Masa... ? Pake jas biru tua. Pake dasi. Pake kopyah. Pake kalung. Dari melati. Senyum senyum. Cieeee... pejabat dari mana tuh ?

Duduk manis. Didalam mesjid. Ada meja. Banyak bapak bapak. Didepan. Gak kenal. Cuma Ayah doang yang ku kenal...

Ada cowok juga. Disampingku. Duduk manis. Yang ini aku kenal. Cowok tadi kan. Pendek. Gemuk. Jas. Dasi. Kopyah. Melati. Cuma bisa ngelirik doang...

Duduk manis. Kaki kram. Kesemutan. Konde berat. Lama banget yang ngaji...

Duduk manis. Kaki kram. Kesemutan. Leher kaku. Lama banget yang ceramah...

Ada meja. Kertas kertas. Pena. Dua buku kecil. Sampul coklat dan hijau. Ada fotonya. Foto ku. Foto cowok tadi. He he he...

Blitz. Silau. Cowok tadi kan. Pendek. Gemuk. Jas. Dasi. Kopyah. Melati. Salaman. Bapak bapak gak kenal. Tangan diketuk. Ijab kabul. Sah ? Sah ! Legaaaaa.....

Ada meja. Kertas kertas. Pena. Dua buku kecil. Sampul coklat dan hijau. Ada fotonya. Foto ku. Foto cowok tadi. Tanda tangan. Tanda tangan . Tanda tangan. Boleh berdiri. Akhirnyaaaa....

Blitz. Silau. Cowok tadi kan. Pendek. Gemuk. Jas. Dasi. Kopyah. Melati. Udah bisa liat. Dari ujung kaki. Sampe ujung kopyah. Rapi. Wangi. Senyum. Hensem. Kesengsem. Siapa ? Suami ???

Mas kawin. Al- Qur'an. Mukenah. Sajadah. Tuker cincin. Loh kok kekecilan ? Piye toh ngukurnya ? Heboh...

Tuker cincin. Dipaksa masuk. Udah masuk. Jari sakit. Tetep senyum. Salaman. Cium tangan. Siapa ? Suami ???

Blitz. Silau. Senyum. Ntar jelek lagi fotonya...

Bubaran. Ninggalin masjid. Sama cowok. Eh, bukan. Sama suami. Suami ??? Ya eya laaah....

Bubaran. Ninggalin masjid. Sama suami. Kerudung nyantol. Diketawain. Mau keluar. Selopku mana ???

Ganti baju. Gerah. Warna biru. Makan dulu. Senyum senyum. Keluar rumah. Naik dokar. Nyampe gedung. Turun dokar. Masuk gedung. Banyak tamu. Naik pelaminan. Duduk manis. Tiga jam. Laper. Makan. Nyanyi. Buyar. Pulang. Sama siapa ? Suami ???

24 September 2008

Duduk disofa. Tasya masih tidur. Ngelamun. Senyum senyum sendiri. Apa ? Rahasia dong !


Surabaya, 24 September 2008
To my beloved 'Suami' in Our Wedding Anniversary

May Irianti

*Inspired from "Staccatto" by Djenar Maesa Ayu*

Tuesday 23 September 2008

That's Why I Love Him...

Dia ga romantis, apalagi puitis
Dia ga modis, apalagi atletis

but that's why I love him

Dia gak tinggi, apalagi langsing
Dia gak cakep, apalagi good-looking

but that's why I love him

Dia gak berani, apalagi mandiri
Dia gak trendy, apalagi nyeni

but that's why I love him

Dia gak pernah marah, apalagi murka
Dia gak pernah asal ngomong, apalagi nyinggung

but that's why I love him

Dia gak pernah kasar, apalagi nampar
Dia gak pernah acuh, tapi cuek iya :D

but that's why I love him

Dia suka nyebelin
Bikin aku sebel

but that's why I love him

Dia suka jahil
Bikin aku kesel

but that's why I love him

Dia bukan Leo diCaprio
Dia bukan Keanu Revees
Dia bukan Nicholas Saputra
Dia bukan Joo Ji Hoon >_< *Ji Hoon... aku padamu !!! *

but that's why I love him

Dia selalu disana, menantiku
Dia selalu disitu, menjagaku
Dia selalu disini, menemaniku
Dia ada disini, karena kita satu

And that is why I love him...

Monday 22 September 2008

T - shirt S31

Dulur kaos S31 udah jadi. Barusan dianter sejam yang lalu. Ini dia :


Yang pesen yang pesen ! Sayang anak sayang anak ! Ngantri ya....
Oke nanti pembagiannya pas mudik lebaran ya... See ya !!!

Wednesday 3 September 2008

S31 Goes to Sendang Biru

Dalam rangka menyambut datangnya bulan suci Ramadhan keluarga besar Selorejo 31 mengadakan acara nyekar bersama pada tanggal 30 Agustus kemaren. Agendanya sih mo nyekar kemakam Yangkung, Yangti en mama Cista. Tapi ternyata acara berlanjut ke Sendang Biru. Sayang beribu sayang, bu Nyai sebagai wartawan utama ga bisa turut hadir karena satu dan lain alasan hal.

Berikut laporan dari biro Kota Malang, yang dilaporkan oleh agen Cizta.

*****

Malang, 30 Agustus 2008

07.30 - Pasukan Karah baru tiba diS31. Langsung bongkar muat bontotan...

08.30 - Rombongan siap berangkat. Semua pasukan udah pada stand by. Tinggal ngecek bontotan, jangan sampe ada yang ketinggalan. Bisa mati gaya kalo sampe ada yang ketinggalan..!!

Rombongan terbagi menjadi 2 armada, which were Innova en Panther. Innova drivernya si calon new comer S31, mas Miming. Penumpangnya ada pakde Hari, bu Hari, Irmaya, Aku, en Ayu sing ayu dhewe. Sedangkan Panther drivernya pak Kris, di navigatori pak Herman. Penumpangnya ada bu Kris, bu Herman, Lala, en Dio yang suaranya dah kayak 'cowok'.

Sebelum rombongan berangkat, Pak Herman mo masukin Xenia-nya dulu kedalam rumah. Kita para pasukan dah mulai naik ke dimobil yang dua tadi, setelah ini siap meluncur. Tau tau kedengaran suara " GUBRAAAKKKK…!!!!! "

What the hell…

Kita semua yang udah mau masuk mobil jadi spontan noleh. Ternyata dari arah atas ada sepeda motor yang melaju dengan kecepatan tinggi nabrak bokong mobil pak Herman yang udah setengah bodi mo masuk halaman rumah.

Si pengendara motor adalah seorang bapak bapak yang sedang membonceng anaknya ceweknya. Akibat tabrakan kecil itu, mereka berdua terpental en ndelosor. Anaknya jatoh dan mengalami luka luka dibagian kaki. Si bapak langsung terbangun dari jatuhnya dan langsung nyamperin pak Herman dengan emosi tingkat tinggi. Muntab abis si bapak.

Langsung aja penduduk kanan kiri S31 pada keluar. Apalagi bengkel depan rumah lagi lumayan rame. Situasi jadi tegang.

" Heh Pak ! Seng genah lek nyupir montor!! Gag ndelok onok sepeda ta !? " Hardik si bapak pengendara motor dengan memasang gaya petentang petenteng seolah olah tidak bersalah. ( wonge megelno soro plus nggatheli rupane iku,...chizta )

P. Man yang masih berada diatas mobil, dengan santai membuka kaca jendela depan dan tetep stay cool. " Onok opo pak...? "

" Seng genah lek nyupir montor!! Gag ndelok onok sepeda ta !? " Diulangi lagi pertanyaanya.

Orang orang sekitar rumah pada liat semua. Si bapak rupanya mau nganterin anaknya kerja. Si anak cewek terluka kakinya. Rupanya terjepit teralis got depan. Celana jinsnya robek. Telapak tangannya berdarah. Kasian. Langsung aja dia dipapah dan dibawa kerumah Pak Imam penjual gorengan depan rumah. Segera diobati dan diberi minum agar reda kagetnya.

P. Man turun dari mobil, " Opo pak ? Lha yo’opo wong wes ngerti onok montor kate menggok, kok sik bwanter ae... " Masih dengan gaya cool...
Si Bapak tambah mangkel liat Pak Man yang sante sante aja gayanya. " Lha sampeyan gag nge-reting!! Yo’opo iki terus ??? " Juga masih dengan gaya petentang petenteng sing mangkelno.

Gag berapa lama, 'seng mbaurekso' S31 alias kepala suku S31, Tante Uchik turun tangan..
Iki lakone rek. Bakalan seru ini. Mana situasi depan rumah semakin memanas karena si bapak mulai melotot dan nduding nduding atawa nunjuk nunjuk kearah Pak Man.

Warga sekitar S31 hanya diam membisu, termasuk para tetangga dan orang bengkel depan yang tadi ikut menyaksikan kejadian. Gag ada yang berani buka suara. Speechless...

Te Uchiq langsung nimbrung diacara otot ototan bapak dan Pak Man, " Hee pak, seng genah lek numpak sepeda motor!! Wes ngerti dalane cilik, buanter ae..! "

" Lha salahe kate menggok gag nge-reting..!! " Si bapak membela diri.

" Pak, aku iki yo melok ndelok. Aku iki yo saksi mata!! Montore wes nge-reting, sampeyan nyeruduk ae gag sabaran. Wes ngerti dalan cilik di get no ae..!! Jenenge montor lek wes mari menggok iku, riting mesti otomatis mati ! " Te Uciq bangeeeeut....

Si bapak tetep ga terima dan minta pertanggung jawaban..

" Wes urusan polisi ae!! Saksine akeh, wes jelas sopo seng salah sek ngengkel ae..!!! " Ujar Te Ucieq setengah nantang.
" Trus, yo’opo iki sepedaku?? "
" Lha montorku yo’opo!!!??? Ngene ae wes, aku ndandani sepeda motore sampeyan, anakmu tak ke’i duwek gae berobat. Lha sampeyan dandanono montorku..!!!! Gag cukup 500 ewu lo iki..!! Iso sak juta barang… Yo’opo??? " Tantang te Ucieq.

Si bapak diem. Keliatan sedikit ketakutan. Trus dia nelpon temennya untuk segera datang dilokasi. Ga berapa lama temennya datang. Setelah ( disuruh ) melihat kondisi mobil Pak Man, ndilalah temennya bilang, “ Ooo yo gag cukup 500rb iki, iso lebih ” Si bapak merasa tidak dapat membela diri lagi.

Te Yanik yang males urusan menjadi panjang, kemudian nyuruh Om Herman ngasih duit aja ke bapak itu, yang sedang memegangi anaknya yang keliatan masih shock dan kesakitan..

Akhirnya setelah adegan yang cukup panas dan menegangkan, semuanya beres. Yo gara gara ditantang benerin mobil, si bapak langsung mingkem.

09.00 - Lets go. Sendang Biru, We're comiiiing......!!!!!!!!!!!!!!

Suasana didalam innova adem ayem ajah. Sedangkan suasana di panther, riuh rendah, kruyuk kruyuk, masih tetep bahas tragedy barusan. Te Uchik yang masih esmosi digodain ma anaknya, “ Pake es batu mi, taruh dada biar dingin...” sementara yang mobilnya baru ditabrak, terlelap dengan suksesnya.. Hiyaaaaa!!!

Innova memimpin perjalanan. Karena itu posisinya berada didepan, sebagai penunjuk jalan. Ternyata setelah 1,5 jam perjalanan, Pakde Hari baru ngasih tau driver kalo rombongan ga langsung ke Sendang Biru, tapi kerumah temen Pakde dulu. Pakde udah janjian ama temennya disuatu meeting point, yang ternyata eh ternyata Pakde juga gak tau dimana tempatnya ! Setelah hampir 1,5 jam nanya nanya, nyasar, muter muter di jalan yang sama, akhirnya ketemu juga ama temennya itu. Setelah dipandu, lokasinya ternyata sudah kita lewati 3x !

Langsung penonton bersahutan," Lhooo iki lak dalan seng maeng, brati maeng iku wes bener, lapo dadak munyer munyer...” *Te Yanik mode on*
Pakde Hari yang jadi sasaran dengan tenangnya bilang, “ Namanya juga tamasya, lumrah lek onok nyasar nyasare”
“ Waaaa iki yo gak nyasar jenenge, yo ngene iki lek malu bertanya, akhirnya sesat di jalan tenan” *still,Te Yanik mode on*
Ternyata dari tempat meeting point tadi tu masih jauh untuk menuju rumah ‘teman lama’ Pakde. Medannya bener bener gag bisa diajak mufakat, asli makadam. Mana swempit pulak. Errrggghhhh......

Akhirnya sampe juga dirumah PAK TOTOK, temen lamanya Pakde Hari. Langsung disambut istri dan anak anaknya begitu kita masuk. Disambut juga dengan hidangan ala desa, yo jajan desa gitu lah. Ada wajik, ketan, dan beberapa nama makanan yg aku gag tau apa itu. Ada pisang goyeng ma pohong goyeng juga. Trus ada es degan en teh sak poci...

Bener bener welcome party. Tujuan pertamaku adalah, kamar mandi. Uuuuuu.... I miss U ! Secara udah pada ga nahan lagi setelah perjalanan panjang yang membosankan tadi.

Setelah ngobrol ngobrol bentar, tiba juga saatnya MAKAN…….!!!!!!!
Edun pisan euy, sajiannya ciamik juga, desa banget sih. Tambah ndeso, tambah huenak. Tapi karena udah lapar banget, duh gag pake nunggu lama lama deh.

Menunya ada bandeng dibumbu bali, lodeh, tahu tempe goreng, pepes tongkol, cap cay minimalis (kapri, udang, wortel, en ayam). Sayur asem juga ada, dan gag ketinggalan sambel ulek sak cowek… *ikutan lapeeer...,mae*

SERBUUUUUUUUUUUU………

Dah kenyang makan, kita kita langsung menikmati suasana desa yang ndeso banget itu... *I wish I was there too, hiks... mae*

Pas mau pamitan nih, ganas jeh, dibawain pisang sak glangsi, degan 6 biji, kelapa 2 biji, salak, koro, pisang dan pohong goreng yang di meja juga ikut diangkut. Irma yang jarang angkut angkut ternyata ngangkut permen ting ting jahe sak toples…!!! Bude Tatik juga metik koro di kebon belakang. Te Yanik juga pertamanya anyi anyi en malu malu kucing ma kopi bubuk yg diolah sendiri, kopi luwak gitu katanya. Tapi akhirnya diangkut juga. Mereka punya kebon kopi di belakang rumahnya. Benar bener antusiasme yang luar biasa dari rombongan tamu ini :D

14.00 - Perjalanan menuju Sendang Biru berlanjut. Ternyata gag kalah ganas dari yang tadi.
Jalannya kelokkelok, curam, sempit, apalagi yang duduk dibelakang which were Ayu en Me langsung mual dan pusing. Aku yang gag tahan lagi, akhirnya muntah. Ayu udah keringetan gitu tapi masih bisa nahan.

14.45 - The beach…the beach… Here we coooomeeee !!!!!!!!!!!!!!!
Gag pake nunggu lama lama kita langsung naek perahu. Tapi untuk mencapai perahu, musti jalan dulu agak ke tengah pantai gitu. Karena perahunya gag bisa benar benar merapat. Alhasil kita musti nyincing celana ampe sak dengkul... kebayang dalemnya laut semana dong.

Naek perahu menuju menuju Pulau Sempu…

Tidak lupa pula foto foto…*wajib*
Cuma 10 menitan kok. Ya cuma nyebrang aja gitu..
Pulau Sempu tu pulau tak berpenghuni. Cuma ada monyet dan katanya juga sih ada macan, dan ularnya juga banyak. Katanya....

Sampe di pulau Sempu, dari perahu kita musti jalan ( lagi ) dikit untuk sampai kebibir pantai. Begitu sampe, langsung lepas sandal dan ambil posisi masing masing, cari angle yg oke. Buat foto dong pastinya…
S31ers...
Hot Spouse : Irmaya - Mas Miming

Akhirnya karena takut kemaleman di jalan, pukul 16.30 kita semua kembali keperahu untuk nyebrang kembali ke Sendang Biru. Lengket semua. Setelah bilas bilas bentar, kita cabut. On the way went home...

Sampe di Malang udah jam 19.00. Kita mampir dulu buat makan di Bakso Kota. Pada kelaperan semua ini...

Tiba di rumah sekitar jam 20.00. Ternyata udah ada Pak Totot ama Ari. Langsung kita buka press conference soal kejadian tadi pagi ke pak Totot. Usut punya usut…ternyata Pak Herman itu emang gag nge riting pas mau belok. Lha tapi Te Uchik udah kadung ngotot, ngomong ke bapak pengendara motor tadi, kalo Pak Man tuh emang udah ngeriting !

Langsung deh, penonton jadi... GGGGGRRRRRR !!!!! *huahahahahahaha*

Seng penting ngeyel sek, itulah S31..

BERSATU KITA TEGUH BERCERAI KITA JATUH….!!!!!!!!!!!!!!!!

* wadoh, sori yo bahasane setengah Pojok Kampung :D*

Written by Chizta. Edited and posted by Mae.

Monday 1 September 2008

Saat Dia Bertanya...



Kalau ada yang bertanya, " Puasa itu apa ? "

Secara umum puasa diartikan menahan segala hawa nafsu selama satu hari penuh dari fajar ( subuh ) hingga petang ( magrib ). Menahan lapar dan haus, menahan emosi, juga menahan segala bentuk nafs lainnya.

Mudah bukan membuatnya menjawabnya. *Sisca Soewitomo mode on*

Lalu bagaimana bila yang menanyakan adalah gadis kecil berusia 4 tahun ? Dan bagaimana bila yang ditanya adalah seorang ibu yang tidak pintar pintar amat dalam menjawab pertanyaan ?

Mungkin situasinya akan seperti ini,

" Ma, puasa itu apa ? "
" Hmm... " sambil menggaruk garuk kepala yang tidak gatal.
" Puasa itu menahan lapar dan haus. Jadi kalo puasa, Mama sama Papa ndak makan ndak minum ".

" Kenapa ma kok puasa ? "
" Hmmmm... " si mama berfikir lagi, sambil tetap menggaruk garuk kepala yang tidak gatal. Kali ini lebih lama.
" Puasa itu perintah Allah sayang... biar kita sehat dan sabar " Kali ini si mama mengira kalo jawabannya sudah sangat bagus. Mama pun tersenyum puas...

" Kenapa kok sabar ma ? " si anak masih bertanya dengan mata bulat yang menatap serius kearah mama, menanti jawaban...
" Waduw.... " bathin si mama...
" Mmmm..." kali ini si mama mikir sambil menatap keatas langit langit kamar yang kosong.
" Iya soalnya kalo puasa selain ga boleh makan dan minum juga ndak boleh marah marah, biar kita jadi sabar sayang " Yes, kali ini si mama merasa menang. Dan benar saja, si anak mulai menyudahi pertanyaan pertanyaan yang bikin mamanya senewen.

Lalu si anak berucap seakan akan meneruskan ucapan mamanya,
" Oooh, jadi nanti kalo mama sama adek jalan jalan, trus adek minta es krim, mama harus sabar ya... "
" Loh, adek kan ga boleh makan es krim ! "
" Loh, mama kok jadi marah, kan katanya harus sabar "
Sejenak hati mama melunak...
" Enggak kok mama gak marah... "
" Bener ? "
" Bener ! "
" Coba mama senyum "
Hiiiiiii..... si mama tersenyum lebar seperti k**a lagi nyengir.

" Kalo gitu sekarang kita pergi beli es krim, tapi mama ga boleh marah. Kan mama sabar... "

Towewewewengggg !!! Gubraks !!!

Si mama mengambil jalan pintas untuk menyudahi permintaan si anak.

" Bentar dek perut mama mules... " Sambil berlalu menuju kamar mandi.

...oo0oo...

Yeah, that's me and my daughter...