Apa yang lebih menggembirakan gadis kecil berusia empat tahun selain meniup lilin diatas kue ulang tahun dan menerima kado pada hari ulang tahunnya. Ya, paling tidak itu yang bisa aku berikan tahun ini sebagai perayaan di hari ulang tahunnya.
Tidak ada cake ultah berhias butter cream warna warni berukuran 30cm, tidak ada kartu undangan yang dibagikan keteman temannya, juga tidak ada tumpukan kado berjubel jubel dengan aneka warna kertas kado, atau teman teman yang harus berbaris terlebih dahulu untuk mengucapkan selamat ulang tahun dan kemudian menerima potongan kecil cake yang mereka tunggu tunggu. Semua yang aku rencanakan berbulan bulan lalu akhirnya tidak sempat terealisasi. Adapun alasannya, ah, sepertinya sudah pernah aku dijelaskan ya.
Jadi kami-aku, papa, dan eyang apu-merencanakan sebuah pesta kecil kecilan untuk sekedar membuat putri kecil kami tercinta ini gembira. Sebuah drama satu babak yang disusun dan disiapkan oleh eyang apu.
Minggu pagi, kami bertiga -berempat bila Tasya juga dihitung- berangkat kerumah Yang Kung Hari untuk membesuk Tante Irma yang sedang sakit. Aku membawa sebuah Opera Cake berukuran 15x20, cake yang cukup besar bagi kami berdelapan, nantinya, untuk dihabiskan. Mama sudah menyiapkan empat bungkus kado yang dibungkus kertas kado berwarna biru muda dan pink. Disembunyikan dibangku belakang. Melihat cakenya saja, Tasya sudah gembira bukan main. Matanya berkilat kilat tiap kali ia menoleh kebelakang untuk sekedar melihat cake ulang tahun berlumur coklat pekat dari jok depan tempat ia duduk disamping papanya yang sedang menyetir. Yes, it's my birthday cake ! Mungkin itu yang sedang ada dipikirannya.
Sedangkan keputusan kami untuk merayakan dirumah Yang Kung, terutama karena ingin berbagi kebahagiaan dan sekaligus memberi semangat buat Tante Irma agar segera sembuh.
Begitu tiba, eyang apu diam diam membawa kado kado yang telah disiapkan itu kebelakang. Tasya yang sedang disambut dengan ciuman dan pelukan seperti biasanya, tentu tidak menyadarinya. Jadi masing masing orang dirumah-totalnya ada empat-dibagikan kado kado itu oleh eyang apu. Nantinya mereka disuruh berakting untuk memberikan kado tersebut untuk Tasya seolah olah mereka memang telah mempersiapkannya sebelumnya. Padahal kedatangan kami saja tanpa disertai pemberitahuan sebelumnya. Jadi skenario baru disusun dilokasi, disutradarai oleh eyang apu.
Drama dimulai, tirai diangkat...
look at those innocent smiles...
"Panjang umurnya,
panjang umurnya,
panjang umurnya serta mulia,
serta mulia, serta muuliiaaa..."
Tiga buah lagu wajib, Happy Birthday to You, Panjang Umurnya dan Tiup Lilinnya kami nyanyian berurut urut. Sampai akhirnya lilin angka empat itu ditiup. I was sure she was enjoying it !
Satu satu semua personil drama memainkan perannya. Memberikan kado untuk adek Tasya yang kegembiraannya sudah tidak terbendung lagi. Dia tertawa lebar, sesekali melonjak kegirangan, tersipu malu, dan tergelak. Sebuah expresi alami yang sangat kami sukai. Lalu acara berlanjut dengan potong kue. Bagian yang paling ditunggu Tasya sejak semalam saat aku menyelesaikan kuenya.
We love her expressions !
Potong kue dibantu eyang Apu
Hari ini kami sangat bahagia melihat dia gembira. Meski bagi kami sangat sederhana, kami yakin bagi dia perayaan ini sangat berarti besar artinya.
Semoga kelak ananda menjadi anak yang shaleha, pinter, cantik, taat pada orang tua, sehat selalu, dan kelak menjadi anak yang berguna bagi nusa, bangsa, orang tua dan keluarga. Amiiien..
Teriring do'a mama papa ditiupan lilin angka empat...
Surabaya, 27 July 2006
Mama
( Untuk Mbak Irma sayang, semoga cepat sembuh dan ceria lagi ya... Mmmuah :-* )
Tidak ada cake ultah berhias butter cream warna warni berukuran 30cm, tidak ada kartu undangan yang dibagikan keteman temannya, juga tidak ada tumpukan kado berjubel jubel dengan aneka warna kertas kado, atau teman teman yang harus berbaris terlebih dahulu untuk mengucapkan selamat ulang tahun dan kemudian menerima potongan kecil cake yang mereka tunggu tunggu. Semua yang aku rencanakan berbulan bulan lalu akhirnya tidak sempat terealisasi. Adapun alasannya, ah, sepertinya sudah pernah aku dijelaskan ya.
Jadi kami-aku, papa, dan eyang apu-merencanakan sebuah pesta kecil kecilan untuk sekedar membuat putri kecil kami tercinta ini gembira. Sebuah drama satu babak yang disusun dan disiapkan oleh eyang apu.
Minggu pagi, kami bertiga -berempat bila Tasya juga dihitung- berangkat kerumah Yang Kung Hari untuk membesuk Tante Irma yang sedang sakit. Aku membawa sebuah Opera Cake berukuran 15x20, cake yang cukup besar bagi kami berdelapan, nantinya, untuk dihabiskan. Mama sudah menyiapkan empat bungkus kado yang dibungkus kertas kado berwarna biru muda dan pink. Disembunyikan dibangku belakang. Melihat cakenya saja, Tasya sudah gembira bukan main. Matanya berkilat kilat tiap kali ia menoleh kebelakang untuk sekedar melihat cake ulang tahun berlumur coklat pekat dari jok depan tempat ia duduk disamping papanya yang sedang menyetir. Yes, it's my birthday cake ! Mungkin itu yang sedang ada dipikirannya.
Sedangkan keputusan kami untuk merayakan dirumah Yang Kung, terutama karena ingin berbagi kebahagiaan dan sekaligus memberi semangat buat Tante Irma agar segera sembuh.
Begitu tiba, eyang apu diam diam membawa kado kado yang telah disiapkan itu kebelakang. Tasya yang sedang disambut dengan ciuman dan pelukan seperti biasanya, tentu tidak menyadarinya. Jadi masing masing orang dirumah-totalnya ada empat-dibagikan kado kado itu oleh eyang apu. Nantinya mereka disuruh berakting untuk memberikan kado tersebut untuk Tasya seolah olah mereka memang telah mempersiapkannya sebelumnya. Padahal kedatangan kami saja tanpa disertai pemberitahuan sebelumnya. Jadi skenario baru disusun dilokasi, disutradarai oleh eyang apu.
Drama dimulai, tirai diangkat...
look at those innocent smiles...
"Panjang umurnya,
panjang umurnya,
panjang umurnya serta mulia,
serta mulia, serta muuliiaaa..."
Tiga buah lagu wajib, Happy Birthday to You, Panjang Umurnya dan Tiup Lilinnya kami nyanyian berurut urut. Sampai akhirnya lilin angka empat itu ditiup. I was sure she was enjoying it !
Satu satu semua personil drama memainkan perannya. Memberikan kado untuk adek Tasya yang kegembiraannya sudah tidak terbendung lagi. Dia tertawa lebar, sesekali melonjak kegirangan, tersipu malu, dan tergelak. Sebuah expresi alami yang sangat kami sukai. Lalu acara berlanjut dengan potong kue. Bagian yang paling ditunggu Tasya sejak semalam saat aku menyelesaikan kuenya.
We love her expressions !
Potong kue dibantu eyang Apu
Hari ini kami sangat bahagia melihat dia gembira. Meski bagi kami sangat sederhana, kami yakin bagi dia perayaan ini sangat berarti besar artinya.
Semoga kelak ananda menjadi anak yang shaleha, pinter, cantik, taat pada orang tua, sehat selalu, dan kelak menjadi anak yang berguna bagi nusa, bangsa, orang tua dan keluarga. Amiiien..
Teriring do'a mama papa ditiupan lilin angka empat...
Surabaya, 27 July 2006
Mama
( Untuk Mbak Irma sayang, semoga cepat sembuh dan ceria lagi ya... Mmmuah :-* )
No comments:
Post a Comment