Sudah seminggu dari due date yang diperkirakan, dan aku semakin gelisah karena belum ada tanda tanda aku segera akan melahirkan. Padahal sudah seminggu terakhir ini, jalan muter muter kompleks perumahan hampir tiga kali sehari ditambah dengan jalan keliilng garasi seperti orang yang sedang bingung mencari cincin yang jatuh. Toh, sampai hari ini si jabang bayi belum menunjukkan pergerakan berarti didalam perutku. Hanya gerakan gerakan halus, dan tendangan tendangan lembut yang senantiasa kurasakan sepanjang satu minggu ini. Tidak ada gerakan mendorong, atau kontraksi petanda dia ingin segera melihat dunia.
" Jika seminggu lagi belum ada kontraksi dan tanda tanda segera melahirkan, maka terpaksa harus dilakukan induksi. Dikhawatirkan bayi akan mengalami keracunan bila terlalu lama didalam kandungan. "
Itu saran terakhir dari dokter kandunganku seminggu lalu sambil menuliskan sesuatu yang tidak jelas bisa dibaca diatas secarik kertas. Yah, itu surat pengantar untuk rumah sakit bila sampai minggu depan belum ada tanda tanda persalinan. Aku hanya bisa mengelus ngelus perutku yang membuncit seraya berucap dalam hati,
" Sayang, cepet keluar ya. Mama gak sabar pengen liat kamu... "
Hari ini minggu pagi. Papa sudah mengenakan pakaian kerjanya, lengkap dengan dasi hitam dan potongan rambut yang disisir kebelakang. Necis, rapi dan wangi aroma cologne yang bisa tercium sampe rumah tetangga seperti biasa. Tidak heran beliau selalu menghabiskan satu botol cologne hanya dalam hitungan hari. Tapi beliau tidak sedang bersiap kekantor. Oya, papa juga bekerja pada hari minggu.
Pagi ini papa ijin dari kantor hanya untuk mengantarku kerumah sakit. Kemudian beliau akan kembali lagi ke kantor setelah aku dirasa cukup nyaman untuk ditinggal. Aneh sekali rasanya. Biasanya ibu ibu yang sedang hamil tua selalu melahirkan pada waktu yang tidak pernah mereka ketahui bahkan dalam kondisi yang tidak pernah mereka duga. Kecuali untuk ibu ibu yang sengaja memilih tanggal tertentu dan melahirkan bayinya melalui operasi caesar. Tapi aku, hari ini, berangkat kerumah sakit bersama suamiku, mengetahui bahwa aku akan segera melahirkan hari ini.
" Jika seminggu lagi belum ada kontraksi dan tanda tanda segera melahirkan, maka terpaksa harus dilakukan induksi. Dikhawatirkan bayi akan mengalami keracunan bila terlalu lama didalam kandungan. "
Itu saran terakhir dari dokter kandunganku seminggu lalu sambil menuliskan sesuatu yang tidak jelas bisa dibaca diatas secarik kertas. Yah, itu surat pengantar untuk rumah sakit bila sampai minggu depan belum ada tanda tanda persalinan. Aku hanya bisa mengelus ngelus perutku yang membuncit seraya berucap dalam hati,
" Sayang, cepet keluar ya. Mama gak sabar pengen liat kamu... "
Hari ini minggu pagi. Papa sudah mengenakan pakaian kerjanya, lengkap dengan dasi hitam dan potongan rambut yang disisir kebelakang. Necis, rapi dan wangi aroma cologne yang bisa tercium sampe rumah tetangga seperti biasa. Tidak heran beliau selalu menghabiskan satu botol cologne hanya dalam hitungan hari. Tapi beliau tidak sedang bersiap kekantor. Oya, papa juga bekerja pada hari minggu.
Pagi ini papa ijin dari kantor hanya untuk mengantarku kerumah sakit. Kemudian beliau akan kembali lagi ke kantor setelah aku dirasa cukup nyaman untuk ditinggal. Aneh sekali rasanya. Biasanya ibu ibu yang sedang hamil tua selalu melahirkan pada waktu yang tidak pernah mereka ketahui bahkan dalam kondisi yang tidak pernah mereka duga. Kecuali untuk ibu ibu yang sengaja memilih tanggal tertentu dan melahirkan bayinya melalui operasi caesar. Tapi aku, hari ini, berangkat kerumah sakit bersama suamiku, mengetahui bahwa aku akan segera melahirkan hari ini.
No comments:
Post a Comment