Tanggal 28 Desember kemarin, kami mengadakan sebuah perayaan kecil dalam rangka hari jadi adik tersayang, Aldio, yang ketiga belas. Bertepatan dengan long weekend mulai tanggal 27 - 29 Desember 2008, maka kami dan pasukan 21 datang ke Malang, khusus untuk menghadiri acara tersebut. Sayang, pasukan 24 tidak dapat hadir karena harus menghadiri undangan pernikahan di Kediri. Tapi mereka sudah ke Malang dan pulang lebih awal dari kami, untuk menggantikan ketidak hadiran mereka saat itu.
Tapi, meskipun minim anggota, suasana tetap meriah. Apalagi pasukan Rungkut yang sudah dinanti nanti hadir *lebay*. Selebnya nih ceritanya, hehehe... Padahal yang dinanti adalah anggota paling mungil yang makin hari makin mungil *Mae: hiks*.
Kami tiba di S31 tepat pukul 12 siang. Setelah melalui perjalanan panjang Surabay - Malang yang menempuh waktu hampir 2x lipat waktu perjalan normal. Acara sendiri baru diadakan pada malam harinya. Tepatnya sekitar pukul 19.00, bertempat disebuah resto baru diseputaran Kota Batu, Ba-Be Restotainment.
Diliputi cahaya remang remang, alunan penyanyi bersuara merdu yang mengalunkan musik jazz, dan udara sejuk yang lembut membelai kulit, kami menempati sebuah two-become-one dining table, dan duduk melingkar didepannya. Suasana belum terlalu ramai saat itu. Hanya terlihat sepasang muda mudi yang sedang menikmati makan malamnya diseberang meja kami, juga sebuah keluarga besar, yang tampaknya juga sedang merayakan ulang tahun salah satu anggota keluarganya.
Tak lama kemudian, datang seorang pemuda berseragam hitam hitam membawakan beberapa lembar buku menu. Kami sibuk membolak balik menu, memesan ini itu, sementara si pelayan pria tersebut sibuk mencatat pesanan kami dibuku catatan kecil ditangannya.
" I'm starving ! " kataku. Kalau sudah begini konsentrasi menurun. Jangan suruh lihat menu karena pasti bakal tidak konsen. Terserah mo pesan apa aja yang penting bisa dimakan. " Milk shake ! Coklat ! " Minuman itupun kupesan tanpa banyak berfikir, saat pemuda itu menanyakan minuman apa yang akan kupesan.
Sekitar 30 menit, minuman yang kami pesan -kecuali punyaku- diantar satu persatu ke meja kami. Beberapa saat kemudian, kami memulai acar tiup-potong kue ulang tahun. Kami menyanyikan lagu ulang tahun diiringi permainan keyboard si tukang musik. Diam diam ada yang menyusun sebuah rencana. Siapa ? Siapa lagi kalo bukan Pak Totot The Trouble Maker. Lagi asik asiknya nyanyi dan tiup lilin, secolek butter cream dari kue mendarat di pipi dek Dio. Berhubung lagi ulang tahun, jadi dek Dio senyum senyum aja. Coba kalo dirumah, dah kejar kejaran kali.
Saatnya potong kue. Black Forrest Mini yang sudah kulirik dari tadi, akhirnya dipotong juga ! Lumayan buat mengganjal perutku yang kelaparan ini. Potongan pertama diberikan kepada Om Kris, berikutnya pada Mami Uchiq, dan selanjutnya pada Pak Totot. Pada yang terakhir ini, dek Dio menyerahkan kuenya dengan jarak jauh, dengan pandangan penuh curiga, kami tertawa melihat tingkahnya itu. Dan Pak Totot tertawa penuh kemenangan.
30 menit sudah berlalu sejak acara potong kue, dan milk shakeku masih belum diantar *seret*. Menu pembuka kami malam itu, adalah sup asparagus kepiting yang lumayan menghangatkan kami diruangan semi outdoor itu. Suasana resto pun semakin ramai, dengan kehadiran pengunjung pengunjung lain yang kebayakan datang bersama keluarga. Akhirnya Milk Shakeku datang juga.
" I'm still starving " Blackforrest dan semangkuk sup tidak cukup mengganjal perutku. Tidak lama kemudian , makanan yang kami pesan terhidang satu demi satu diatas meja kami *akhirnya*. Disebelahku duduk Cak San, sesama warga Gresik diclan Soedaja. Dan malam itu, kami sama sama jadi sorotan. Jadi sorotan karena kami makan paling banyak, wakakaka... Saat yang lain sudah selesai, Cak San masih sibuk 'membersihkan' kepala dan tulang Gurame Goreng. Dan aku, dituntut harus menghabiskan beberapa potong ayam Saos Inggris yang masih tersisa. Tidaaaaak... ini penyiksaan namanya.
Lha, tadi siapa yang kelaparan ?
Menutup acara malam itu, Pak Totot dan Cak san menyumbangkan suara emasnya *lebay* untuk memeriahkan suasana. Oya, mami juga sempet nyanyi dipertengahan acara. Serasa resto milik sendiri, hehehe...
Kami meninggalkan lokasi sekitar pukul 22.00, aku terkapar dikursi belakang Panther. Rasanya mau muntah, karena banyak ayam Saos Inggris yang kumakan. Belum lagi dua potong Black Forrest, setengah piring cah kangkung, semangkuk sup, dan segelas milk shake rasa coklat.
Pulangnya, kami melewati Batu Nite Spectakuler yang lagi happening di Batu. Sayang malam sudah larut dan kami sudah di selimuti hawa ngantuk yang bergelayut dipundak. Next time ya, cateeeet !!!
Tapi, meskipun minim anggota, suasana tetap meriah. Apalagi pasukan Rungkut yang sudah dinanti nanti hadir *lebay*. Selebnya nih ceritanya, hehehe... Padahal yang dinanti adalah anggota paling mungil yang makin hari makin mungil *Mae: hiks*.
Kami tiba di S31 tepat pukul 12 siang. Setelah melalui perjalanan panjang Surabay - Malang yang menempuh waktu hampir 2x lipat waktu perjalan normal. Acara sendiri baru diadakan pada malam harinya. Tepatnya sekitar pukul 19.00, bertempat disebuah resto baru diseputaran Kota Batu, Ba-Be Restotainment.
Diliputi cahaya remang remang, alunan penyanyi bersuara merdu yang mengalunkan musik jazz, dan udara sejuk yang lembut membelai kulit, kami menempati sebuah two-become-one dining table, dan duduk melingkar didepannya. Suasana belum terlalu ramai saat itu. Hanya terlihat sepasang muda mudi yang sedang menikmati makan malamnya diseberang meja kami, juga sebuah keluarga besar, yang tampaknya juga sedang merayakan ulang tahun salah satu anggota keluarganya.
Tak lama kemudian, datang seorang pemuda berseragam hitam hitam membawakan beberapa lembar buku menu. Kami sibuk membolak balik menu, memesan ini itu, sementara si pelayan pria tersebut sibuk mencatat pesanan kami dibuku catatan kecil ditangannya.
" I'm starving ! " kataku. Kalau sudah begini konsentrasi menurun. Jangan suruh lihat menu karena pasti bakal tidak konsen. Terserah mo pesan apa aja yang penting bisa dimakan. " Milk shake ! Coklat ! " Minuman itupun kupesan tanpa banyak berfikir, saat pemuda itu menanyakan minuman apa yang akan kupesan.
Sekitar 30 menit, minuman yang kami pesan -kecuali punyaku- diantar satu persatu ke meja kami. Beberapa saat kemudian, kami memulai acar tiup-potong kue ulang tahun. Kami menyanyikan lagu ulang tahun diiringi permainan keyboard si tukang musik. Diam diam ada yang menyusun sebuah rencana. Siapa ? Siapa lagi kalo bukan Pak Totot The Trouble Maker. Lagi asik asiknya nyanyi dan tiup lilin, secolek butter cream dari kue mendarat di pipi dek Dio. Berhubung lagi ulang tahun, jadi dek Dio senyum senyum aja. Coba kalo dirumah, dah kejar kejaran kali.
Aldio 13 tahun...
Saatnya potong kue. Black Forrest Mini yang sudah kulirik dari tadi, akhirnya dipotong juga ! Lumayan buat mengganjal perutku yang kelaparan ini. Potongan pertama diberikan kepada Om Kris, berikutnya pada Mami Uchiq, dan selanjutnya pada Pak Totot. Pada yang terakhir ini, dek Dio menyerahkan kuenya dengan jarak jauh, dengan pandangan penuh curiga, kami tertawa melihat tingkahnya itu. Dan Pak Totot tertawa penuh kemenangan.
Pak Totot beraksi...
30 menit sudah berlalu sejak acara potong kue, dan milk shakeku masih belum diantar *seret*. Menu pembuka kami malam itu, adalah sup asparagus kepiting yang lumayan menghangatkan kami diruangan semi outdoor itu. Suasana resto pun semakin ramai, dengan kehadiran pengunjung pengunjung lain yang kebayakan datang bersama keluarga. Akhirnya Milk Shakeku datang juga.
" I'm still starving " Blackforrest dan semangkuk sup tidak cukup mengganjal perutku. Tidak lama kemudian , makanan yang kami pesan terhidang satu demi satu diatas meja kami *akhirnya*. Disebelahku duduk Cak San, sesama warga Gresik diclan Soedaja. Dan malam itu, kami sama sama jadi sorotan. Jadi sorotan karena kami makan paling banyak, wakakaka... Saat yang lain sudah selesai, Cak San masih sibuk 'membersihkan' kepala dan tulang Gurame Goreng. Dan aku, dituntut harus menghabiskan beberapa potong ayam Saos Inggris yang masih tersisa. Tidaaaaak... ini penyiksaan namanya.
Lha, tadi siapa yang kelaparan ?
Menutup acara malam itu, Pak Totot dan Cak san menyumbangkan suara emasnya *lebay* untuk memeriahkan suasana. Oya, mami juga sempet nyanyi dipertengahan acara. Serasa resto milik sendiri, hehehe...
Mantu Vs Mertua
Kami meninggalkan lokasi sekitar pukul 22.00, aku terkapar dikursi belakang Panther. Rasanya mau muntah, karena banyak ayam Saos Inggris yang kumakan. Belum lagi dua potong Black Forrest, setengah piring cah kangkung, semangkuk sup, dan segelas milk shake rasa coklat.
Pulangnya, kami melewati Batu Nite Spectakuler yang lagi happening di Batu. Sayang malam sudah larut dan kami sudah di selimuti hawa ngantuk yang bergelayut dipundak. Next time ya, cateeeet !!!